Menyingkap Kisah di Balik Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Menyingkap Kisah di Balik Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

modernchic.id – Teks asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menyimpan cerita yang mengejutkan, di mana naskah bersejarah ini pernah dibuang ke tong sampah setelah pengetikan selesai.

Kini, dokumen tersebut menjadi bukti penting perjuangan bangsa dan disimpan dengan baik di Museum Arsip Nasional.

Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan

Setelah penculikan Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok, mereka kembali ke Jakarta pada malam tanggal 16 Agustus 1945. Perumusan naskah Proklamasi awalnya direncanakan di Hotel des Indes, namun pihak hotel menolak permintaan tersebut.

Achmad Soebardjo kemudian meminjam rumah Laksamana Tadashi Maeda, perwira angkatan laut Jepang yang simpati terhadap Indonesia. Di rumah Maeda yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, naskah proklamasi dirumuskan di ruang makan.

Dalam proses perumusan itu, Soekarno, Hatta, dan Soebardjo mengusulkan kalimat pertama terinspirasi dari Pembukaan UUD 1945, sementara Hatta menambahkan kalimat terakhir. Proses tersebut disaksikan oleh tiga tokoh muda, Sukarni, Sudiro, dan BM Diah.

Momen Naskah Asli Dibuang

Setelah naskah disetujui, Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah tersebut. Namun, di luar dugaan, naskah tulisan tangan Soekarno dibuang setelah proses mengetik.

Andaryoko Wisnuprabu, seorang yang mengenang peristiwa tersebut, menyatakan, “Usai mengetik, Melik meremas-remaaskan naskah proklamasi yang ditulis Bung Karno. Dia berpikir kertas itu tidak diperlukan lagi dan membuangnya ke tempat sampah.”

Untungnya, Burhanuddin Mohammad Diah, seorang wartawan asal Aceh yang hadir saat itu, berhasil menyelamatkan naskah berharga ini. Ia menyimpan naskah tersebut selama 47 tahun hingga akhirnya diserahkan kepada pemerintah.

Teks Proklamasi dan Tanda Tangan Resmi

Teks proklamasi asli tulisan Soekarno berbunyi: ‘Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.’ dan diakhiri dengan ‘Djakarta, 17-08-05’.

Meski teks asli tersebut ada, naskah ketikan Sayuti Melik yang ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta menjadi versi resmi. Hal ini menunjukkan nilai penting naskah dalam sejarah suatu bangsa.

Saat ini, teks proklamasi menjadi simbol perjuangan dan kemerdekaan Indonesia, dengan penyimpanan yang baik di arsip nasional agar generasi mendatang dapat mengingat makna dan sejarahnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *