modernchic.id – Anggapan bahwa mandi malam menyebabkan rematik kerap dipercaya oleh banyak orang di Indonesia. Namun, apakah mitos ini memiliki dasar ilmiah yang dapat dibuktikan?
Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai keterkaitan antara kebiasaan mandi malam dan risiko terkena rematik, disertai pandangan dari pakar kesehatan dan data ilmiah.
Asal Usul Anggapan Mandi Malam dan Rematik
Keyakinan bahwa mandi malam bisa menyebabkan rematik sudah menjadi tradisi lisan di berbagai daerah di Indonesia. Suhu dingin saat mandi malam dianggap menyebabkan persendian kaku, diasosiasikan dengan gejala rematik.
Menurut penelitian, rematik adalah kondisi medis akibat autoimun dan peradangan, bukan suhu atau waktu mandi. Namun, malam yang dingin bisa memperparah nyeri otot atau sendi, memperkuat kesalahpahaman tentang mandi malam.
Pandangan Ilmiah Mengenai Mandi Malam
Para ilmuwan telah meneliti hubungan antara mandi malam dan rematik, namun tidak menemukan kaitan langsung. Rematik lebih dipengaruhi oleh genetik, infeksi, dan gaya hidup tidak sehat.
Peneliti kesehatan menyatakan bahwa mandi malam pada dasarnya tidak menyebabkan rematik. Meski begitu, mandi dengan air dingin bisa membuat tubuh beradaptasi lebih keras terhadap suhu, yang mungkin memicu ketidaknyamanan atau nyeri sementara.
Pendapat Pakar Kesehatan tentang Mandi Malam
Dr. Andry, spesialis reumatologi, menjelaskan, “Tidak ada bukti medis yang mendukung bahwa mandi malam berhubungan dengan rematik. Rematik lebih merupakan penyakit autoimun.”
Ahli kesehatan lainnya menekankan pentingnya menjaga pola hidup sehat dan mengelola stres, dua faktor yang lebih mempengaruhi kesehatan sendi daripada kebiasaan mandi malam.
Mereka menyarankan penggunaan air dengan suhu sesuai kenyamanan individu, terutama bagi yang rentan terhadap masalah kesehatan tertentu, untuk menghindari ketidaknyamanan akibat perubahan suhu mendadak.