modernchic.id – Eco-anxiety, atau kecemasan lingkungan, kini menjadi tema hangat di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Kekhawatiran tentang dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan semakin meluas, bahkan mulai menjalar di Indonesia.
Masyarakat kini menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu lingkungan yang memengaruhi kehidupan sehari-hari. Fenomena ini tidak hanya terjadi di negara-negara maju, melainkan juga di negara berkembang seperti Indonesia.
Memahami Eco-Anxiety
Eco-anxiety merupakan istilah yang menggambarkan perasaan cemas, gelisah, dan frustrasi terkait kondisi lingkungan yang terus memburuk. Individu yang mengalami eco-anxiety sering merasakan ketidakberdayaan menghadapi masalah besar dan kompleks ini.
Gejala umum dari eco-anxiety meliputi perasaan putus asa, ketakutan akan masa depan, serta perasaan terasing dari masyarakat. Hal ini berdampak signifikan pada kesehatan mental seseorang.
Meskipun tidak tergolong sebagai gangguan mental resmi, eco-anxiety merupakan respons emosional yang valid terhadap ancaman global yang nyata, seperti perubahan iklim, polusi, dan kehilangan keanekaragaman hayati.
Mengapa Eco-Anxiety Semakin Umum?
Salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya eco-anxiety adalah akses cepat terhadap informasi melalui media sosial dan platform digital. Berita tentang bencana alam, kebakaran hutan, dan pencemaran lingkungan mudah diakses, sehingga dapat memicu kekhawatiran di masyarakat.
Fenomena perubahan iklim yang semakin nyata, seperti cuaca ekstrem di Indonesia—termasuk banjir dan kekeringan—mulai mengganggu kehidupan sehari-hari. Ini menyebabkan masyarakat merasa lebih terhubung dengan masalah lingkungan dan dampaknya.
Seiring dengan hal ini, banyak individu muda merasakan kecemasan terhadap masa depan planet dan kualitas hidup mereka terkait dengan kondisi lingkungan yang semakin memburuk.
Dampak Eco-Anxiety pada Masyarakat
Eco-anxiety dapat menimbulkan dampak negatif baik pada individu maupun masyarakat. Secara pribadi, mungkin berujung pada stres, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Di sisi lain, eco-anxiety juga berpotensi menjadi pemicu untuk lebih aktif dalam isu-isu lingkungan. Banyak individu mulai terlibat dalam aksi-aksi lingkungan, seperti demonstrasi, kampanye kesadaran, dan kegiatan pelestarian.
Namun, penting bagi masyarakat untuk menemukan keseimbangan dalam merespons perasaan ini. Dukungan sosial dan penyuluhan tentang tindakan yang bisa diambil sangat perlu ditingkatkan agar individu tidak merasa sendirian dalam perjuangan mereka menghadapi masalah lingkungan.