modernchic.id – Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (Kementerian PKP) baru saja mengumumkan rencana pembangunan rumah subsidi dengan luas bangunan 14 meter persegi di pinggiran Jakarta. Program ini diharapkan mampu menyediakan hunian terjangkau bagi masyarakat yang kesulitan membeli rumah di pusat kota.
Direktur Jenderal Perumahan Perkotaan Kementerian PKP, Sri Haryati, menyatakan bahwa harga rumah subsidi masih dalam tahap penyesuaian dan belum ada angka pasti. Masyarakat diharapkan dapat memberikan masukan terkait desain dan lokasi pembangunan untuk memastikan bahwa rumah subsidi benar-benar memadai.
Rincian Konsep Rumah Subsidi yang Dicanangkan
Lippo Karawaci telah merancang dua tipe rumah subsidi yaitu tipe satu kamar tidur yang berdimensi 14 m² dan tipe dua kamar tidur seluas 23,4 m². Sri Haryati menegaskan bahwa konsep ini belum final dan masih terbuka untuk masukan dari publik.
”Kemarin ada yang usul, bu jangan di 14 (meter persegi) tapi yang lebih tinggi seperti kita awal tuh di 18 meter persegi,” ungkap Sri, menunjukkan komitmen Kementerian PKP untuk mempertimbangkan kebutuhan desain sesuai masukan masyarakat.
Ia juga menambahkan bahwa desain rumah subsidi bisa disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi, ”Desainnya mungkin nanti disesuaikan bisa untuk motor saja,” ujarnya. Pendekatan ini menunjukkan upaya dalam menciptakan hunian yang lebih baik bagi penghuninya.
Penentuan Lokasi Pembangunan Rumah Subsidi
Kementerian PKP juga akan berkolaborasi dengan pengembang untuk menentukan lokasi pembangunan yang memprioritaskan aksesibilitas. Fasilitas transportasi menjadi faktor penting agar penghuni dapat dengan mudah menjangkau tempat kerja di Jakarta.
Fritz Atmodjo, Head of Project Management PT Lippo Karawaci, menjelaskan bahwa beberapa lokasi yang sedang dipertimbangkan termasuk Cikampek hingga Tangerang. ”Terkait lokasi sih sebenarnya kemarin kita sempat hitung-hitung gitu ya, pastinya berbagai faktor seperti jarak tempuh dan kenyamanan akan diutamakan dalam penentuan lokasi,” ujarnya.
Kedekatan dengan kawasan Transit Oriented Development (TOD) juga menjadi salah satu pertimbangan utama, memberikan akses yang lebih baik ke layanan transportasi publik. Dengan ini, penghuni diharapkan dapat meminimalisir waktu perjalanan menuju tempat kerja.
Proses Pengembangan dan Pembahasan Harga
Pembahasan harga untuk rumah subsidi masih dalam tahapan negosiasi dan belum ada kepastian angka yang dirilis. Sri Haryati menyatakan, ”Masih digodok, tapi kita juga dorong untuk harganya bisa lebih affordable dibanding skema-skema yang sekarang sudah ada,” menunjukkan perhatian terhadap kebutuhan akan hunian yang terjangkau.
Kementerian PKP mengundang saran terkait desain dan lokasi dari berbagai pemangku kepentingan. ”Kita sih pengennya ada di Jakarta Pusat, lah. Tapi kan sekali lagi, rumah subsidi itu ada peraturannya. Batas maksimal harganya ada,” jelas Sri, menekankan tantangan dalam pembangunan rumah subsidi di daerah perkotaan.
Diharapkan masyarakat dapat memberikan input konstruktif terhadap konsep rumah subsidi ini. Pembangunan diharapkan dapat dijadwalkan setelah fase desain selesai dan harga ditetapkan.