modernchic.id – Dalam beberapa tahun terakhir, influencer berbasis kecerdasan buatan (AI) mulai mencuri perhatian generasi muda di media sosial. Fenomena ini memicu perdebatan menarik tentang siapa yang lebih mampu terhubung dengan Gen Z: manusia atau AI.
Mengapa Gen Z Tertarik dengan Influencer?
Gen Z dikenal sebagai generasi yang selalu terhubung dengan teknologi dan media sosial. Mereka mencari keaslian, relatabilitas, dan interaksi langsung di antara influencer yang mereka ikuti.
Sikap ini membuat influencer manusia secara tradisional memiliki keunggulan, karena mereka bisa berbagi kisah pribadi dan pengalaman yang lebih relatable bagi para pengikut. Sementara itu, influencer AI, meskipun inovatif, kerap dianggap kurang emosional dan tidak dapat memberikan koneksi personal yang sama.
Peran Influencer AI dalam Dunia Digital
Dengan kemajuan teknologi, influencer AI mulai dilihat sebagai alternatif yang menarik. Mereka dapat dikreasikan untuk memiliki penampilan menarik, kepribadian yang menyenangkan, dan bahkan konten yang dapat disesuaikan dengan preferensi pengguna.
Kelebihan utama mereka adalah kemampuan untuk berinteraksi 24/7 tanpa henti, sehingga mereka dapat terus menghasilkan konten yang relevan dan segar. Namun, beberapa penggemar merasa bahwa keterbatasan nyata di balik kehadiran mereka tidak bisa diabaikan.
Menganalisa Keterhubungan dengan Gen Z
Untuk memahami siapa yang lebih ‘nyambung’ dengan Gen Z, kita perlu melihat seberapa efektif keduanya dalam menjangkau audiens. Di satu sisi, influencer manusia mampu menciptakan komunitas yang kuat dengan followers mereka.
Di sisi yang lain, banyak Gen Z yang mulai bereksperimen dengan konten dari influencer AI, menjadikannya tren baru yang menarik. Meskipun begitu, keaslian yang ditawarkan manusia tetap menjadi nilai tambah yang sulit ditandingi.